Rindu
Kasih, rinduku mengangah
mengepulkan mega mendung di mataku
perih-perih terpelanting
memenuhi dan menodai tawa
Lihatlah, Kasih
kerontang tubuhku tak terkendali
tanpamu, rindu merabik tiada henti
batinku meraung tak bertepi
dan kulitku semakin menghujat daging
Tabir permadani yang awalnya terbentang surga...
rupanya tidak!
itu adalah perangkul mafioso
penghasut damai,
penghujat senang
aku semakin lupa bergelak
Tapi rindu adalah melodi magis
peri-peri puisi
kita terperangkap dalam setia karenanya
dan kemudian aku percaya
kita tercipta untuk menciptakan dunia-dunia baru
generasi baru
Puisi Sebelumnya: Sepasang Burung Dara
0 komentar: